Sepertinya Iran tidak mau kalah dengan NASA di Amerika Serikat. Hal ini sudah terbukti setelah peluncuran pada ekspedisi pertama lembaga antariksa milik Iran ke luar angkasa belum lama ini dilakukan.
Iran berencana luncurkan Roket ke luar angkasa setelah berhasil melakukan percobaan dengan melibatkan seekor kera untuk menjadi obyek uji coba. Kera ini kemudian diletakkan pada kursi khusus dan diterbangkan dengan pesawat luar angkasa dengan ketinggian 120 km.
Menteri Pertahanan Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan, Iran juga akan mengirim satelit Tolou (Sunrise) ke ruang angkasa dari sebuah pusat peluncuran satelit baru.
"Tahap akhir pembangunan pusat peluncuran tersebut masih berlangsung," seperti kata Vahidi.
Secara resmi, pemerintah Iran telah mengumumkan keberhasilan misi membawa kera ke luar angkasa pada ekspedisi sebelumnya pada tanggal 29 Januari yang lalu, dan tidak sabar ingin segera meluncurkan pesawat berikutnya yang akan diawaki oleh manusia.
Negara Iran adalah salah satu dari 24 anggota pendiri Komite PBB tentang Penggunaan Antariksa secara damai yang telah berdiri sejak tahun 1959.
Sebelumnya Kepala badan ruang angkasa Iran, Hamid Fazeli hari Minggu (12/8), mengumumkan Iran akan segera meluncurkan roket pengangkut satelit Simorgh. Roket ini direncanakan akan membawa kapsul yang berisi mahluk hidup sebagai percobaan sebelum dilakukannya peluncuran roket berawak manusia 2019. Menurut Fazeli roket pendorong satelit itu berbahan bakar padat dan akan diluncurkan akhir bulan Agustus 2012.
Iran meluncurkan satelit pertama buatan sendiri bernama Omid tahun 2009. Setahun kemudian Iran meluncurkan roket berawak mahluk hidup ke ruang angkasa dengan roket Kavoshgar-3 yang juga dibuat oleh Iran sendiri. Selanjutnya pada bulan Juni 2011 Iran berhasil menempatkan satelit pengamat Rasad yang berbobot 15 kg. Misi satelit itu adalah mengambil gambar bumi dari ruang angkasa dan mengirimkan kembali ke stasiun pengamat di bumi dengan menggunakan teknologi informasi telemetri.
Pada bulan Februari tahun ini Iran juga berhasil meluncurkan satelit buatan sendiri bernama Navid-e Elm-o Sanat yang ditujukan untuk membantu pengembangan sains dan industri. Informasi yang diperolah dari satelit ini bermanfaat untuk berbagai bidang industri dan riset.
Iran adalah salah satu dari 24 negara anggota "UN Committee on the Peaceful Uses of Outer Space" atau badan PBB tentang angkasa luar, yang dibentuk tahun 1959.
Kapan ya Indonesia menyusul?
Iran berencana luncurkan Roket ke luar angkasa setelah berhasil melakukan percobaan dengan melibatkan seekor kera untuk menjadi obyek uji coba. Kera ini kemudian diletakkan pada kursi khusus dan diterbangkan dengan pesawat luar angkasa dengan ketinggian 120 km.
Menteri Pertahanan Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan, Iran juga akan mengirim satelit Tolou (Sunrise) ke ruang angkasa dari sebuah pusat peluncuran satelit baru.
"Tahap akhir pembangunan pusat peluncuran tersebut masih berlangsung," seperti kata Vahidi.
Secara resmi, pemerintah Iran telah mengumumkan keberhasilan misi membawa kera ke luar angkasa pada ekspedisi sebelumnya pada tanggal 29 Januari yang lalu, dan tidak sabar ingin segera meluncurkan pesawat berikutnya yang akan diawaki oleh manusia.
Negara Iran adalah salah satu dari 24 anggota pendiri Komite PBB tentang Penggunaan Antariksa secara damai yang telah berdiri sejak tahun 1959.
Sebelumnya Kepala badan ruang angkasa Iran, Hamid Fazeli hari Minggu (12/8), mengumumkan Iran akan segera meluncurkan roket pengangkut satelit Simorgh. Roket ini direncanakan akan membawa kapsul yang berisi mahluk hidup sebagai percobaan sebelum dilakukannya peluncuran roket berawak manusia 2019. Menurut Fazeli roket pendorong satelit itu berbahan bakar padat dan akan diluncurkan akhir bulan Agustus 2012.
Iran meluncurkan satelit pertama buatan sendiri bernama Omid tahun 2009. Setahun kemudian Iran meluncurkan roket berawak mahluk hidup ke ruang angkasa dengan roket Kavoshgar-3 yang juga dibuat oleh Iran sendiri. Selanjutnya pada bulan Juni 2011 Iran berhasil menempatkan satelit pengamat Rasad yang berbobot 15 kg. Misi satelit itu adalah mengambil gambar bumi dari ruang angkasa dan mengirimkan kembali ke stasiun pengamat di bumi dengan menggunakan teknologi informasi telemetri.
Pada bulan Februari tahun ini Iran juga berhasil meluncurkan satelit buatan sendiri bernama Navid-e Elm-o Sanat yang ditujukan untuk membantu pengembangan sains dan industri. Informasi yang diperolah dari satelit ini bermanfaat untuk berbagai bidang industri dan riset.
Iran adalah salah satu dari 24 negara anggota "UN Committee on the Peaceful Uses of Outer Space" atau badan PBB tentang angkasa luar, yang dibentuk tahun 1959.
Kapan ya Indonesia menyusul?