Pada prinsipnya, makanan sehari-hari orang Jepang tidaklah begitu jauh berbeda dari kebiasaan orang Asia pada umumnya, yaitu makan tiga kali sehari dan yang dimakan adalah nasi beserta lauk-pauknya. Yang berbeda adalah lauk-pauknya dan cara mengolahny, meskipun nasinya agak sedikit berbeda. Nasi Jepang dibuat dari beras jenis Japonica yang bentuknya lonjong membilat (pendek) dan agak lengket (berbeda dengan jenis beras indica yang umum dimakan masyarakat Asia, termasuk Indonesia)
Secara umum, masakan tradisional Jepang dikatakan merupakan makanan yang menyehatkan karena cukup protein, relatif rendah kalori, dan mengandung zat-zat gizi yang penting. Pada prinsipnya masakan Jepang dibuat dengan tidak terlalu banyak bumbu dan tidak makan banyak waktu.
Kuliner Jepang yang banyak terdapat di Indonesia ternyata sebagian besar tak sesuai dengan kuliner aslinya. Menurut artis Jepang Nobuyuki Suzuki yang beberapa kali berkunjung ke Indonesia dan sering mencicipi kuliner Jepang di Indonesia mengungkapkan bahwa penggunaan bahan kuliner Jepang di Indonesia sering menggunakan bahan yang tak segar.
Selain itu dari segi bumbu pun di Indonesia jauh lebih kental jika dirinya membandingkan dengan kuliner aslinya di negeri sakura. Penggunaan bahan-bahan seperti soyu dan mirin di Indonesia sangat dominan sehingga makanan terasa lebih asin dan pedas. Menurut Nobuyuki, orang Jepang tak suka dengan aroma bumbu yang tajam, sehingga dia merasa kurang sreg dengan kuliner Jepang yang terdapat di Indonesia.
Dari segi ukuran dia pun memberi penilaian bahwa porsi yang disediakan kadang terlalu banyak sehingga tampilan kadang menjadi kurang menarik. Menurut Nobuyuki perbedaan-perbedaan tersebut mungkin dikarenakan pengusaha restoran ingin menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia.
Lihat update terbaru i66m di facebook.com/fpi66m