Inilah Proses Yang Dialami Rajawali Agar Bisa Berumur Panjang
Menurut Anda seberapa lamakah usia hidup seekor rajawali?. Mungkin banyak diantara Anda yang akan menebak enam tahun, belasan tahun, masih bisa dihitung pakai jari. Kalau Anda menjawab seperti itu, saya beritahu, jawaban Anda salah, karena umumnya seekor rajawali bisa hidup sampai 70 tahun. Mungkin Anda kaget mendengarnya, tapi itu adalah fakta. Tapi rajawali bisa hidup selama itu setelah melakukan suatu proses yang sulit.
Rajawali atau elang besar adalah burung yang cukup terkenal karena ketangguhannya. Rajawali memiliki beberapa keistimewaan yang seringkali diangkat untuk dijadikan gambaran yang penting bagi kehidupan manusia. Dari semua jenis unggas, rajawalilah yang bisa mencapai usia paling panjang. Rajawali bisa mencapai usia tujuh puluh tahun, tetapi usia sepanjang itu tidak didapatkan begitu saja. Ada tahap dimana seekor rajawali harus membuat keputusan yang penting demi kelangsungan hidupnya. Keputusan itu tidak mudah, bisa dibilang menyakitkan, tetapi itulah yang harus ia lakukan jika ingin bertahan hidup lebih lama.
Memasuki usia yang keempat puluh, tubuh seekor rajawali akan menunjukkan adanya tanda-tanda penuaan. Ini ditandai dengan paruh yang semakin panjang dan juga bengkok kearah tubuhnya, sehingga lama kelamaan paruh tersebut akan menyentuh dadanya. Begitu pula dengan cakar-cakarnya, tidak sekuat dulu lagi karena termakan usia. Bulu-bulu sayapnya menebal tak beraturan dan menjadi berat, sehingga sulit baginya terbang dengan lincah. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka yang terjadi pada rajawali tersebut adalah kematian. Mau tidak mau ia harus menentukan pilihan. Mati atau melaui sebuah proses panjang yang menyakitkan selama seratus lima puluh hari.
Umumnya rajawali memutuskan untuk melalui proses menyakitkan tersebut dengan berusah sekuat tenaga untuk terbang kepuncak gunung. Disana ia membuat sarang di sebuah tebing yang cukup tinggi. Di sarang itulah ia tinggal dan memulai proses panjang yang akan mendatangkan pembaruan baginya. Proses pembaruan dimulai dari paruhnya yang sudah terlalu panjang dan bengkok. Paruh tersebut akan dipatuk-patukkan pada batu karang sampai akhirnya paruh tersebut lepas.
Setelah paruh lepas, ia akan berdiam diri selama beberapa waktu hingga tumbuh paruh baru. Dengan paruh yang baru itu ia akan mencabut cakar-cakarnya, ia akan menunggu lagi sampai menunggu cakar baru. Setelah cakar baru tumbuh, maka ia akan mencabut bulu-bulunya dengan cakar baru itu. Setelah seratus lima puluh hari atau sekitar lima bulan, bulu-bulu yang baru akan tumbuh. Rajawali kini bisa terbang kembali dengan kekuatan dan penampilan yang sudah kembali seperti seekor rajawali muda kembali.
Rajawali atau elang besar adalah burung yang cukup terkenal karena ketangguhannya. Rajawali memiliki beberapa keistimewaan yang seringkali diangkat untuk dijadikan gambaran yang penting bagi kehidupan manusia. Dari semua jenis unggas, rajawalilah yang bisa mencapai usia paling panjang. Rajawali bisa mencapai usia tujuh puluh tahun, tetapi usia sepanjang itu tidak didapatkan begitu saja. Ada tahap dimana seekor rajawali harus membuat keputusan yang penting demi kelangsungan hidupnya. Keputusan itu tidak mudah, bisa dibilang menyakitkan, tetapi itulah yang harus ia lakukan jika ingin bertahan hidup lebih lama.
Memasuki usia yang keempat puluh, tubuh seekor rajawali akan menunjukkan adanya tanda-tanda penuaan. Ini ditandai dengan paruh yang semakin panjang dan juga bengkok kearah tubuhnya, sehingga lama kelamaan paruh tersebut akan menyentuh dadanya. Begitu pula dengan cakar-cakarnya, tidak sekuat dulu lagi karena termakan usia. Bulu-bulu sayapnya menebal tak beraturan dan menjadi berat, sehingga sulit baginya terbang dengan lincah. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka yang terjadi pada rajawali tersebut adalah kematian. Mau tidak mau ia harus menentukan pilihan. Mati atau melaui sebuah proses panjang yang menyakitkan selama seratus lima puluh hari.
Umumnya rajawali memutuskan untuk melalui proses menyakitkan tersebut dengan berusah sekuat tenaga untuk terbang kepuncak gunung. Disana ia membuat sarang di sebuah tebing yang cukup tinggi. Di sarang itulah ia tinggal dan memulai proses panjang yang akan mendatangkan pembaruan baginya. Proses pembaruan dimulai dari paruhnya yang sudah terlalu panjang dan bengkok. Paruh tersebut akan dipatuk-patukkan pada batu karang sampai akhirnya paruh tersebut lepas.
Setelah paruh lepas, ia akan berdiam diri selama beberapa waktu hingga tumbuh paruh baru. Dengan paruh yang baru itu ia akan mencabut cakar-cakarnya, ia akan menunggu lagi sampai menunggu cakar baru. Setelah cakar baru tumbuh, maka ia akan mencabut bulu-bulunya dengan cakar baru itu. Setelah seratus lima puluh hari atau sekitar lima bulan, bulu-bulu yang baru akan tumbuh. Rajawali kini bisa terbang kembali dengan kekuatan dan penampilan yang sudah kembali seperti seekor rajawali muda kembali.
Ada saat-saat tertentu di dalam kehidupan ini dimana kita perlu berdiam diri dan membuat satu pilihan penting yang akan mendatangkan transformasi atau perubahan hidup. Kita menginginkan sebuah kehidupan yang lebih berwarna, yang berbeda dengan kehidupan kita yang lama. Suatu perubahan sikap, hati, cara berpikir, dan tindakan yang akan menjadikan kita manusia-manusia rajawali yang tidak pantang menyerah dalam menjalani hidup dan selalu bersyukur atas hidup yang kita punya.
0 komentar:
Post a Comment