Ahok Damprat Pengendara Motor di Sudirman
Peristiwa sepeda motor yang tertabrak mobil di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, pada Senin (27/1), pukul 22.00 malam membuat kesal Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Ia prihatin, atas jatuhnya korban wanita hamil, namun kesal dengan pengemudi sepeda motor yang tidak tertib.
“Sudah jelas ada rambu yang terpampang di setiap ujung jalan layang itu, kalau motor nggak boleh masuk. Makanya kalau ada rambu jangan masuk, eh kamu masuk, ya kamu jatuh, mati,” rutuk Basuki di Balai Kota DKI, Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Ia mengatakan, kecelakaan tidak akan terjadi jika pengemudi sepeda motor menaati aturan lalu lintas di jalan layang tersebut.
Pria yang biasa disapa Ahok ini mengatakan, JLNT tidak perlu dijaga oleh petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI atau polisi setiap saat.
Seharusnya, dengan rambu, pengendara harus menaatinya. “JLNT di Antasari juga kan tidak boleh lewat motor, jadi tidak ada alasan, melanggar ya melanggar,” tuturnya.
Ahok menegaskan, tidak displinnya pengendara menjadi masalah tersendiri di DKI Jakarta.
Bahkan, larangan masuk jalur Transjakarta dengan denda maksimal Rp 500.000 saja, pengendara sepeda motor masih berani menerobos.
“Rambu perboden dia (korban) pasti tahu kok. Eh sudah melintas naik JLNT, melawan arah lagi. Memang di Jakarta banyak yang suka melawan arah lalu lintas. Makanya penegakan hukumnya harus tegas, biar orang nggak berani kayak gitu,” tukasnya.
Pemprov DKI, lanjut Ahok, tidak bisa berbuat apa-apa terhadap para pelanggar aturan lalu lintas.
Namun, ia akan menerapkan kebijakan larangan sepeda motor melintas di semua jalan layang dan jalan-jalan protokol di Ibu Kota.
“Saya akan sikat anda (pengendara sepeda motor). Saya akan larang motor masuk JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang dan Jalan Sudirman-Thamrin, saya akan cegat,” tegas Ahok.
Ia mengatakan, tindakan tegas harus dilakukan tanpa pandang bulu lagi untuk memaksa pengendara tertib. Terlebih kecelakaan lalu lintas akibat sepeda motor selalu membuat penumpangnya tewas.
“Satu hari kecelakaan motor bisa akibatkan mati satu sampai lima orang. Saya bilang kamu bahaya naik motor, dia tanya juga mana busnya? Saya baik selama ini, masih izinkan motor melintas, karenanggak ada bus. Tapi kalau sudah bus datang, yang naik motor saya sikat motor anda,” ujar Ahok.
“Sudah jelas ada rambu yang terpampang di setiap ujung jalan layang itu, kalau motor nggak boleh masuk. Makanya kalau ada rambu jangan masuk, eh kamu masuk, ya kamu jatuh, mati,” rutuk Basuki di Balai Kota DKI, Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Ia mengatakan, kecelakaan tidak akan terjadi jika pengemudi sepeda motor menaati aturan lalu lintas di jalan layang tersebut.
Pria yang biasa disapa Ahok ini mengatakan, JLNT tidak perlu dijaga oleh petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI atau polisi setiap saat.
Seharusnya, dengan rambu, pengendara harus menaatinya. “JLNT di Antasari juga kan tidak boleh lewat motor, jadi tidak ada alasan, melanggar ya melanggar,” tuturnya.
Ahok menegaskan, tidak displinnya pengendara menjadi masalah tersendiri di DKI Jakarta.
Bahkan, larangan masuk jalur Transjakarta dengan denda maksimal Rp 500.000 saja, pengendara sepeda motor masih berani menerobos.
“Rambu perboden dia (korban) pasti tahu kok. Eh sudah melintas naik JLNT, melawan arah lagi. Memang di Jakarta banyak yang suka melawan arah lalu lintas. Makanya penegakan hukumnya harus tegas, biar orang nggak berani kayak gitu,” tukasnya.
Pemprov DKI, lanjut Ahok, tidak bisa berbuat apa-apa terhadap para pelanggar aturan lalu lintas.
Namun, ia akan menerapkan kebijakan larangan sepeda motor melintas di semua jalan layang dan jalan-jalan protokol di Ibu Kota.
“Saya akan sikat anda (pengendara sepeda motor). Saya akan larang motor masuk JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang dan Jalan Sudirman-Thamrin, saya akan cegat,” tegas Ahok.
Ia mengatakan, tindakan tegas harus dilakukan tanpa pandang bulu lagi untuk memaksa pengendara tertib. Terlebih kecelakaan lalu lintas akibat sepeda motor selalu membuat penumpangnya tewas.
“Satu hari kecelakaan motor bisa akibatkan mati satu sampai lima orang. Saya bilang kamu bahaya naik motor, dia tanya juga mana busnya? Saya baik selama ini, masih izinkan motor melintas, karenanggak ada bus. Tapi kalau sudah bus datang, yang naik motor saya sikat motor anda,” ujar Ahok.